Sekopinfo

Sekopinfo - Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut hakim ad hoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Medan Merry Purba sembilan tahun penjara serta denda Rp350 juta subsider tiga bulan kurungan.

"Menjatuhkan pidana pada terdakwa Merry Purba sembilan tahun dikurangi tahanan serta denda Rp350 juta subsider tiga bulan kurungan," tutur jaksa Haerudin waktu membacakan surat tuntutan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (25/4).

Merry dituntut membayar uang alternatif sebesar Sin$ 150 ribu subsidier tujuh bulan kurungan.

Dalam pertimbangannya, jaksa mengatakan tindakan Merry sudah turunkan wibawa peradilan serta keyakinan warga pada hukum serta peradilan.

"Terdakwa pun tidak penuhi keharusan mengadili masalah dengan membiarkan serta tidak menahan panitera alternatif atau siapa juga mencampuri masalah masalah yang ditugaskan," tuturnya.

Merry mengatakan akan membacakan pledoi atau nota pembelaan dalam persidangan minggu kedepan.

Merry awalnya disangka terima suap sebesar Sin$280 ribu dari Tamin sebagai terdakwa korupsi penjualan tanah yang masih tetap berstatus asset negara. Uang itu diserahkan kepada Merry disangka untuk memengaruhi putusan majelis hakim pada masalah yang menangkap Tamin.

Merry salah satu anggota majelis hakim yang mengatasi masalah Tasmin. Sesaat ketua majelis hakim masalah Tamin ialah Wakil Ketua PN Medan Wahyu Prasetyo Wibowo. Dalam putusan yang dibacakan pada 27 Agustus 2018, Mery mengatakan dissenting opinion.

Tamin sendiri sudah divonis 6 tahun penjara serta denda Rp500 juta subsider enam bulan kurungan serta uang alternatif Rp132 miliar. Vonis itu lebih mudah dari tuntutan jaksa yaitu 10 tahun pidana penjara serta denda Rp500 juta subsider enam bulan kurungan serta uang alternatif Rp132 miliar.


IDN Poker sekop poker sekop poker domino sekopdomino88 deposit via pulsa deposit via ovo domino88 Capsa88 bonus jackpot Ceme88 deposit via telkomsel